Syarat Amal Agar Membawa Manusia Kepada Kebahagiaan


HAKIKAT AMAL YANG MEMBAWA MANUSIA KEPADA KEBAHAGIAAN
Semua manusia di dunia ini pasti tidak akan bisa lepas dari kesibukan. Dimana setiap kesibukan yang dilakukan pasti ada nilai spiritual yang melekat di dalamnya. Tak jarang, ditengah kesibukan itu manusia lupa dan terlena akan apa dan bagaimana yang semestinya mereka lakukan. Sehingga tidak jarang dari mereka keluar dari koridor dan tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw dan Para Sahabat Mulya serta Para Ulama dan Hukama yang mengikutinya.
                Tidak dapat dipungkiri kita selaku manusia tentu sangat menginginkan kebahagiaan. Baik yang sifatnya di dunia ataupun yang berhubungan dengan akhirat bahkan kebahagiaan di keduanya (dunia dan akhirat). Seperti do’a masyhur yang selalu kita panjatkan setelah kita sholat:
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار
Ya Allah berikanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan jauhkanlah kami dari api neraka.
                Untuk mencapai semua itu tentu tidak serta merta didapatkan dengan cara yang sesuai dengan keinginan kita. Ada beberapa tahapan yang harus dilewati dan tidak boleh ditinggalkan. Sabagian Hukama dalam kitab yang dikarangnya berkata:
العمل يحتاج الى اربعة اشياء : العلم قبل بدئه والنية عند بدئه والصبر عند وسطه والاخلاص بعد فراغه
Amal membutuhkan kepada empat perkara:
Ilmu sebelum memulai pekerjaan, niat ketika memulai pekerjaan, sabar ketika melaksanakan pekerjaan dan ikhlas ketika selesai melaksanakan pekerjaan.

1.              Ilmu Sebelum Memulai Pekerjaan
Rasulullah Saw banyak mengisyaratkan kepada kita akan pentingnya ilmu yang harus dimiliki. Hadits-haditsnya yang shohih tentang Ilmu telah dikaji dan dipelajari bahkan dihafal oleh para pelajar. Namun hanya sekedar dihafal dan dikaji saja tidak cukup. Tentu itu semua harus diamalkan dan dilaksanakan dalam kesehariaan kita. Selain itu, ilmu merupakan salah satu yang wajib dimiliki untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Baginda Nabi Saw:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Menuntut Ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.

Dalam hadits lain Rasulullah Saw juga bersabda:
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Barangsiapa yang ingin kebahagiaan di dunia maka baginya harus dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin kebahagiaan di akhirat maka baginya harus dengan ilmu dan barangsiapa yang ingin kebahagiaan di kedua-duanya maka baginya harus dengan ilmu.

Bahkan dalam kitab Ta’limul Muta’allim Syaikh Ibnu Ruslan berkata:
وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ عَمَلُهُ مَرْدُوْدَةٌ لَا تُقْبَلُ
Setiap orang yang beramal tapi tidak didasari dengan ilmu, maka amalnya tertolak dan tidak terima.

2.              Niat Ketika Memulai Pekerjaan
Dalam kitab Safinah niat itu berarti قصد شيئ مقترنا بفعله artinya bermaksud melakukan sesuatu yang dibarengi dengan pengerjaannya. Hal ini tentu telah kita fahami sebelumnya, bahkan niat itu sendiri kedudukannya sangat penting sekali dalam setiap tingkah laku dan amal perbuatan kita. Rasulullah Saw bersabda:
انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرء ما نوى
Setiap amal itu harus didasari dengan niat dan setiap amal tergantung pada niatnya.
Hadits tersebut maksudnya adalah ketika melakukan suatu amal, maka kita mengawalinya harus dengan niat yang baik. Pekerjaan apapun jika didasari dengan niat yang baik maka hasilnya akan menjadi baik. Tapi sekalipun pekerjaan itu bernilai baik kalau niatnya buruk, tentu hasilnya tidak akan sesuai harapan. Bahkan dalam haditsnya Rasulullah Saw bersabda yang intinya adalah ketika pekerjaan atau amal yang bernilai dunia tetapi niatnya baik atau semata-mata mengharapkan Ridlo Allah Swt maka akan Allah nilai pekerjaan itu sebagai pekerjaan yang bernilai akhirat. Akan tetapi sekalipun pekerjaan yang kita lakukan bernilai akhirat seperti sholat, zakat, puasa dll diniatkan dengan mencari hal yang lain atau bukan semata-mata mencari Ridlo Allah, maka nilainya akan sia-sia di mata Allah.

3.              Sabar Ketika Melaksanakan Pekerjaan
Para Nabi dan Rasul tidak serta merta diutus kepada suatu kaum melainkan karena mereka memiliki keistimewaan dan kesabaran tingkat tinggi dalam kepribadiannya. Bagaimana kita melihat dalam sejarah betapa membangkangnya kaum dimasa para Nabi dan Rasul terdahulu seperti Kaum Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Ibrahim dll tidak terkecuali Nabi kita Muhammad Saw. Bagaimana mungkin mereka sanggup kalau mereka tidak memiliki kesabaran ekstra tinggi. Hal ini seharusnya kita jadikan sebagai ibroh (pelajaran) bagi kita bahwa untuk mencapai kesuksesan wajib dilandasi dengan kesabaran.

4.              Ikhlas Ketika Selesai Melaksanakan Pekerjaan
Tahap terakhir untuk mencapai kesuksesan adalah Ikhlas. Dengan artian setiap pekerjaan yang kita lakukan semata-mata karena Allah, untuk Allah dan hanya atas kehendak Allah saja. Ikhlas itu tidak nampak dan tidak terlihat. Ikhlas adalah urusan rohani antara kita dan Allah semata. Kita tidak bisa menjustifikasi orang bahwa dia tidak ikhlas dalam beramal. Atau bahkan kita tidak bisa menilai bahwa orang yang kita lihat, ibadahnya ikhlas hanya karena kita melihat luarnya saja. Ikhlas hanya dirasakan oleh hati pemiliknya. Ikhlas juga merupakan syarat yang harus dipenuhi agar setiap amal kita diterima dan mendapat pahala sesuai apa yang kita kerjakan.

1 komentar:

Profil Penulis